hai guys!! pada kesempatan kali ini gue akan posting yang laen dari postingan gue sebelum-sebelumnya. Gue kali ini bakalan posting cerpen yang gue buat waktu pelajaran bahasa indonesia gue dikelas, sebagian dari kisah hidup gue juga sih, tapi gak semuanya :D hihi
Hari pertama Masa Orientasi Siswa ku di SMA. ya, kini gue udah 15 tahun. yaa bisa dibilang menginjak masa-masa Remaja gitu deeeh :) dan udah harus siap buat ngejalanin masa putih abu-abu, yaitu masa-masa SMA. Yang kata orang sih kalo masa masa putih abu-abu itu masa-masa yang paling indah*kata orang*.
Sebut aja nama gue Karina. Lebih tepatnya Karina Violinasari. Sebenernya gue memiliki rasa ketakutan tersendiri denger kata Masa Orientasi itu sendiri apalagi ngejalaninnya, entah apa sebabnya gue gak tau. Tak jauh beda dengan masa SMP-ku dulu, di masa SMA ini gue juga deg-degan banget buat ngejalani Masa Orientasi Siswa ini. Gue sekolah di SMAN 1 Cinta Kasih. Gue milih sekolah
ini karena keinginan gue sendiri, bukan suruhan ortu gue, atau paksaan dari siapapun soalnya kan SMAN 1 Cinta Kasih ini termasuk sekolah favorit di daerah tempat gue tinggal.
Dengan mengandalkan nilai-nilai gue yang lumayan bagus, akhirnya gue diterima disitu.
Hari pertama MOS ini gue gak langsung pakai baju putih abu-abu seperti temen-temen gue disekolah lain, melainkan gue pakai bawahan rok hitam sama kemeja putih. Gak cuma itu, gue juga disuruh pakai kalung nama yang talinya dikelilingi permen pakai tas karung, pakai kunciran rambut sebanyak tanggal lahir gue, pakai gelang dari kunciran rambut yang dari kain sebanyak bulan lahir dan masih banyak lagi lainnya. Dan itu harus gue pakai selama 3hari. *gak ngebayanginkan gimana ribetnya*
Awal gue memasuki ruang MOS, gue ada di gugus Mawar dan itu gugus pertama urutan letaknya dari gugus-gugus yang lain. Dikelas itu gue sama sekali gak kenal satu orangpun. Lama kelamaan gue amati, sepertinya gue kenal 2 orang yang kayaknya gak terlalu asing dimata gue, yaitu Sarah Erlina Anandia Putri panggilannya Nanda sama Rachmad Hafid Rizky Abdillah panggilannya Rizky atau Kiky. Dan ternyata gue ngenalin wajah mereka itu karena gue inget kalo mereka itu ternyata siswa-siswi dari SMP Merdeka yang deket dengan SMP Harapan Kasih SMP gue dulu. Dan pada saat itu awal teman yang gue kenal ya hanya mereka berdua. Kebetulan Rizky terpilih jadi Ketua gugus, Nanda pun terpilih jadi sekretaris dan gue sendiri jadi wakil ketua gugus. Berhubung jabatan kecil-kecilan itu selalu buat kita saling tuker pikiran, diskusi juga bareng, jadi kita bertiga kemana-mana pasti selalu bertiga. Aku dan Nanda kini pun telah bersahabat, dan Kiky pun juga dekat dengan kami.
Canda tawa serta penderitaan di waktu MOS pun telah kami lewati bersama-sama. Kiky yang telah bersahabat dengan gue dan Nanda pun tidak pernah membedakan antara gue, Nanda ama dia, sekalipun dia itu cowok satu-satunya diantara kita bertiga.
Tiba saatnya MOS berakhir, dan pembagian kelas yang sebenernya pun terjadi. Ternyata gue sekelas lagi dengan sahabatku Nanda di kelas X-1 yang bisa dibilang itu salah satu kelas unggulan disekolah gue. Duh, senangnyaa :D. Tapi, gue ama Nanda harus pisah ama Rizky. Dia masuk dikelas X-3, walaupun gak unggulan tapi kelasnya Kiky itu juga salah satu kelas terbaik di sekolah gue. Setelah ngeliat hasil itu di papan pengumuman, kita bertigapun menuju pohon beringin yang berada tepat didepan lobby sekolah.
"Kiky, sedih deh rasanya kita harus pisah gini" ucap Nanda memecahkan keheningan diantara kita dan memulai pembicaraan.
"Halaaah kenapa harus sedih sih? Kan tiap hari juga ketemu"jawab Rizky sambil menatap wajah kami dengan senyuman manisnya. Aku hanya duduk terdiam sambil menunduk mendengarkan pembicaraan mereka. Sontak Nanda berdiri dari duduknya dan berkata pada Rizky, "Ya kan kalau suasana kelas gak ada kamu pasti sepi, gak rame!! Kami berdua pasti rindu denganmu". Kaget dengan perkataan Nanda, gue hanya berguman sendiri dalam hati "mengapa Nanda sebegitu beratnya untuk melepas Rizky untuk tidak sekelas lagi dengan kami, ah mungkin itu karena mereka telah lama saling kenal sebelum mengenal gue, makanya mereka susah untuk dipisahkan. atau jangan-jangaaaaan, Nanda suka pada Rizky?"gumamku dalam hati. " Ah sudahlaaah.."pikirku.
Lamunankupun sontak pecah karena suara Kiky yang ternyata memang besar. "Kami kata loe, Nan? Kalian berdua apa hanya loe? buktinya sahabat loe diem aja tuh dari tadi"kata Kiky sambil menyindirku yang sejak tadi hanya melamun.
"Apaan sih loe ini Ky'? ngomong gak perlu ditelinga juga kali'."kataku sekenanya. "Habis loe dari tadi ngelamun mulu'. Mikirin apa siih?"tanya Rizky sambil duduk disebelahku. "Tau nih, loe kenapa sih Rin kok ngelamun itu?"lanjut Nanda. "Gak kenapa-kenapa kok gue"seruku menjawab mereka.
Tak lama kemudian bel masuk pertama berbunyi kami segera menuju kelas masing-masing. "Bye, Nandut"ujar Rizky sambil menyela badan Nanda yang memang kurang tinggi dan memang sedikit berisi lah menurut gue. "Bye, Karina."ucap Rizky juga padaku. "Bye Riz..!!"jawab kami bersamaan.
Saat hari-hari pertama dikelas baru itu memang sedikit berbeda tanpa kehadiran Kiky yang begitu baik, lucu, pinter dan juga gokil itu. Tak heran juga sih jika Nanda tadi mengatakan akan merindukannya. Gue beranikan diri gue tanya pada sahabat gue itu tentang ucapannya dibawah pohon beringin tadi, karena memang kita satu bangku.
"Nan, boleh gue tanya?"ucapku memulai pembicaraan. "Tentu boleh dong sahabatku. Gue akan dengan senang hati menjawabnya."ujar Nanda.
"Baiklah, tapi loe jawabnya jujur yaa!!"lanjutku. "Sipp Karina sahabatku yang paling cantik dan lugu"goda Nanda.
"Loe tadi kenapa ngomongnya gitu? Kenapa kok kayaknya loe gak rela gitu kalo Kiky gak sekelas ama kita?tanyaku. Nanda hanya diam dan senyum lebar. Sesaat kemudian Nanda bersuara, "Gak apa-apa kok Karina sahabatku, gue tadi cuma bercanda"jawabnya ringan. "Yakin loe, Nan? Loe tadi kan ngomongnya serius gitu?sanggahku. "Beneran Karina..!! Gak ada apa-apa kok"jawabnya selah-olah menyembunyikan sesuatu dariku. Yasudahlah, pikirku. Gue juga gak mau merusak suasana gara-gara pertanyaan konyol gue itu.
Sebulan pertama kita lewati bertiga bersama. Walaupun Kiky beda kelas ama gue dan Nanda, tapi Kiky masih tetep mau untuk main dan jalan bareng dengan kami, tak jarang juga kita bertiga belajar bersama. Tapi, semakin hari gue semakin ngerasa aneh dengan sikap Nanda yang begitu perhatian pada Kiky, sampai-sampai tugas milik Kiky pun Nanda juga menawarkan diri untuk mengerjakannya. Pikirku mungkin awalnya karena mereka memang telah lama saling kenal dan dekat, dari SMP malahan, tapi walaupun gue juga telah menganggap Kiky sebagai sahabatku juga, tapi gue gak pernah tuh seheboh Nanda. Kemana-mana mereka selalu berdua, walaupun bertiga ama gue, tapi mereka jalannya selalu berdua, gue mungkin hanya dibelakang atau didepan mereka, karena gue juga mengerti dan menghargai perasaan Nanda sebagai cewek, takutnya dia nanti tersinggung kalo seandainya gue protes atau apalah ke mereka. Tapi menurut gue sih emang Nandanya yang lebih agresif. Mungkin juga mereka telah SMS-an selama ini tanpa sepengetahuanku. Sepertinya Nanda Suka pada Kiky? Tapi, ya sudahlaah pikirku, biarkan semua mengalir apa adanya. Sesekali Kiky gak enak hati ama gue karena ulah Nanda.
Ketika itu, kita bertiga jalan bareng ke Mall. Pada saat itu, Nanda nempel terus dengan Kiky. Gue sebagai sahabatpun mengalah dan menjaga perasaan mereka dengan jalan ngikutin dibelakang mereka, dengan melamunpun gue jalan. Tak lama kemudian, badan gue terhenti karena menabrak punggung Kiky. Sontak gue dan Kiky kaget. "Aduuh, loe kenapa sih Rin kok gue ditubruk gitu? pasti ngelamun yaaa?"ucap Kiky.
"Hmhmhm..."desisku. Sementara itu Nanda hanya melongo ngeliatin gue sama Rizky. "Sini-sini sama gue, ngapain juga sih kok pakai jalan sendirian dibelakang?"ujar Rizky mengagetkanku sambil menarik tanganku dengan lembut. Sore itu, Rizky memulai pertanyaan untuk gue dan Nanda, "terus jadi kemana kita ini?"tanya Rizky. "Ke toko boneka"kata Nanda. "Ke toko buku"kataku melanjutkan kata-kata Nanda sambil bersamaan. Rizky pun jadi bingung ngeliat perlakuan kami. Nanda pun merengek-rengek pada Kiky agar mengikuti kata-katanya. "Ky, ayo ke toko boneka aja!! ayo ky temani aku, pliiss"rengek Nanda.
"Tapi Nan, Karina pengen ke toko buku, apa gak sebaiknya kita kesana aja? itu kan lebih bermanfaat?"jawab Kiky.
"Ayo dong Ky, pliiiss!!"rengek Nanda lagi sambil bicara sekenanya.
"Udah, kalian kalau mau ke toko boneka, ya pergi aja. Gue gak apa-apa kok"jawabku.
"Tapi Riiinn..."sahut Kiky. "Udah, gak apa-apa kok,Ky"potongku sambil mendorong mereka agar segera melangkahkan kakinya.
Merekapun meninggalkan gue ke toko boneka. Segera gue masuk ke toko buku yang berada tepat dihadapan gue untuk mencari novel *Perahu Kertas* yang gue cari. Didalam toko itupun pikiran gue melayang-layang. Kenapa juga Rizky yang dulunya cuek banget ama gue, sekarang jadi perhatian gitu ke gue daripada ama Nanda yang sejak SMP telah deket ama dia. Bergetar hatiku. Ada sedikit rasa penyesalan dibenak gue untuk membiarkan mereka berdua pergi. Belum sampai 20 menit gue berada di toko buku, ada suara yang memanggilku.
"Kariiiin..."teriak suara itu dari kejauhan. Ternyata itu suara Kiky. "Lhoo, Kiky?? kok udah balik? mana Nanda?"tanyaku kebingungan.
"Tuh dia.."ujar Rizky sambil menunjuk kearah Nanda yang baru menyusul memasuki toko. "Kok udah balik? cepet banget, mana barangnya?"tanyaku pada mereka.
"Tau tuh Kiky, tanya aja ama dia"jawab Nanda sambil memasang wajah cemberut. "Lho, kenapa?"tanyaku penasaran.
"Ya, gue tuh ngajak Nanda buru-buru kesini, karena gue takut loe kenapa-kenapa. Gue khawatir karena loe sendirian disini"jawab Kiky panjang lebar mencari alasan. Sejenak gue diem denger kata-kata Kiky. Serasa hati gue dibuat melayang olenya. Tapi, saat gue melirik ke arah Nanda dia cemberut banget.
"Ah, ada-ada aja loe. gue gak apa-apa kok."ujarku meyakinkan.
"Eh, sebentar ya, gue mau ke toilet dulu"potong Kiky.
Gue yang ngeliat Nanda cemberutpun mulai bertanya. "Loe kenapa Nan kok cemberut gitu?"tanyaku.
"Gue sebel. Habis Kiky kayak gitu. Gak ngertiin gue, malah lebih mikirin loe"jawab Nanda ketus.
"Iya maaf. Karena gue, loe jadi gini. Loe suka Kiky?ujarku lembut. Nanda diam, tak lama kemudian ia menganggukkan tanda benar.
Ya Tuhaaan.. Rasanya dunia gue seperti dibalik denger pernyataan Nanda barusan. Oh Tuhaan, apa salahku? Kenapa aku harus ada diposisi seperti ini? Sahabatku yang ku sayang menyukai Kiky. Cowok yang selama ini membuat hidupku berbeda dan jadi lebih berwarna dari sebelumnya..
Tiga bulan masa sekolahpun telah berjalan, gue berusaha menutupi bahkan menghapus perasaanku yang tak karuan ketika berada didekat Kiky dan Nanda. Lebih baik gue MENGALAH untuk Kebahagiaan Sahabat gue sendiri.
Malam itu, gue diberi kabar oleh kedua orang tua gue. Beliau bilang kalau sementara waktu, gue harus pindah sekolah selama 6 bulan di London. Karena ayah gue ada tugas disana. Awalnya, gue berat banget buat menerimanya tapi setelah gue pikir-pikir, ini mungkin jalan buat gue buat menghindar dan melupakan perasaan gue sendiri pada Kiky.
Hari kepindahanku pun tiba, Nanda dan Kiky ikut mengantarkanku ke Bandara. Wajah merekapun terlihat sedih, begitu juga sama gue. Tak kuasa gue menahan tangis melihat mereka.
"Loe kenapa harus pergi sih? Apa loe gak sayang kita Rin? Kapan loe balik kesini? Kami pasti merindukan loe Karina"ujar Nanda sambil memelukku dan menangis.
"Maaf, gue harus pergi, karena orang tua gue ada tugas disana. Tapi jangan mengkhawatirkan gue. gue Hanya Pergi tuk SEMENTARA"ujarku memberi semangat mereka.
Waktu keberangkatan gue pun tiba, gue harus segera berpisah dengan mereka berdua, selagi orang tua gue menunggu di lobby Bandara, Gue pun berpelukan dengan mereka berdua. Pelukan mereka yang begitu kuat sekali yang gue rasain, selah-olah mereka tak ingin gue pergi. Ketika gue melepas tangan gue dari mereka, tiba-tiba Kiky yang dari tadi hanya diam menarik tangan gue dan berbisik sambil memelukku.
"Kenapa loe harus pergi? Padahal gue kan udah belajar mati-matian biar bisa pindah dikelas X-1, supaya kita sekelas lagi. Loe gak tau apa betapa terpukulnya gue saat dengar loe mau pindah? Gue SAYANG ama Loe KARINA. Gue Gak Mau Kehilangan Loe. Tapi gue janji, selama loe pergi, gue akan tetep Nunggu kepulangan loe untuk gue."ujar Kiky seraya meruntuhkan jantungku.
Sontak hatiku terkejut. Sebelum gue mengatakan sesuatu, mama gue telah memanggil. Dan dengan berat hati gue harus melepas genggaman tangan mereka dan meninggalkan mereka berdua.
Beberapa hari hidupku tanpa Nanda dan Kiky memang terasa Berbeda. Oh Tuhan, apa yang terjadi pada diriku ini? Kenapa aku harus berada diposisi ini? Benarkah Kiky menyayangiku?
Tapi, Nanda sahabatku juga menyukainya. Oh Tuhaaaan, aku berada di Posisi yang SALAH !!!
Mungkin ini pilihan yang terbaik buat gue. untuk menghindari mereka. Biarkan mereka berdua disana, suapaya mereka berdua bisa Bahagia TANPA KEHADIRANKU Diantaranya. ♥
Sementaraku hanya bisa mengalah dan mengorbankan Perasaanku demi Kebahagiaan Sahabatku... ♥♥
Thank for My Friends ♥Sarah Erlina Anandia Putri♥. And i will always love you ♥Rachmad Hafid Rizky Abdillah♥♥♥♥♥
Hmm,,,cerpen nya bagus....
BalasHapusMirip dengan reality kehidupanqu...